Peran Besar Unit Pemecah Sandi

Unit-Pemecah-Sandi

Anda pernah menonton film tentang bagaimana pertempuran di Samudera Atlantik yang berjudul. U-571? Film ini memberi gambaran yang sangat jelas tentang betapa krusialnya Peran para unit pembuat sandi dan para unit Pemecah kode dalam menentukan jalannya pertempuran semasa Perang Eropa berkecamuk. Tak dari Jenderal Dwight D. Eisenhower. Panglima Pasukan Sekutu mengatakan, bahwa merekalah yang sesunguhnya membantu Sekutu memenangkan perang.

Dalam U-571, kita tidak ”dipertemukan” langsung dengan personel dari top secret tersebut. Film tersebut lebih disibukkan dengan, pertempuran antara uint kapal perang Jerman yang termasuk di antaranya U-boat 571, yang dikemudikan tokoh central film ini) dan kapal perang Sekutu. Pada bagian akhir film, barulah kita berkesempatan untuk melihat bagaimana wujud peralatan yang pada masa Perang Eropa (1939-1945) itu, dan dikenal sebagai Perangkat intelejen yang paling diburu Sekutu.

Wujudnya ternyata amat sangat sederhana. Perangkat tersebut mirip dengan mesin ketik. Tetapi, siapa yang menyangka jika dengan perangkat yang begitu terkesan sederhana ini, mengantarkan Jerman menguasai satu negara demi satu negara dalam waktu yang relatif terbilang cepat. Mesin Pemecah kode (cipher machine) ini dikenal dengan Enigma.

Sekutu sangat memburu Enigma, karena mereka menyadari, bahwa hanya dengan alat inilah perintah-perintah operasi maupun pesan rahasia dari pimpinan militer Jerman, yang kerap mereka sadap, bisa “dicerna”. Cara kerjanya mirip dengan mesin tabulasi. Rangkaian dari beberapa huruf dan angka yang tertera dalam perintah-perintah rahasia tersebut akan dipecah-pecah oleh alat ini, lalu disusun kembali dengan pola dengan keteraturan tertentu.

Mesin ini pertama kali diciptakan pada 1932 oleh tiga ahli kriptograf Polandia yang bernama Marian Rejewski, Jerzy Rozycki dan Henryk Zygalski. Nazi Jerman langsung mempergunakannya untuk mengirim pesan-pesan rahasia dari Polandia ke agen-agen telik sandi mereka yang berada di Inggris dan Perancis. Berkat mesin-mesin inilah, operasi militer Jerman di berbagai wilayah pada masa Perang Dunia II tak bisa diendus Sekutu.

Perburuan yang dilakukan bertahun-tahun, Sekutu akhirnya berhasil merampas 15 unit Enigma. Namun, bukan keberhasilan perburuan ini yang ingin diuraikan dalam artikel ini. melainkan tentang betapa luar biasanya peranan mesin itu, yakni dalam menentukan jalannya peperangan di palagan Asia Timur Raya.

Peperangan yang terjadi di palagan Asia Timur dan Pasifik sesungguhnya tak jauh beda dengan yang berlangsung di Eropa. Perang Asia Timur Raya, di wilayah Asia Timur dan Pasifik, Jepang juga menerapkan teknik kriptograf, serupa seperti yang dilakukan oleh Jerman.

Tahukah Anda, apa yang sebenarnya membuat operasi pemboman Pearl Harbor, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941 lupus dari perhatian pasukan AS? Selain kecerdikan dan keberanian dari tentara Jepang, keberhasilan operasi ini ternyata juga amat ditentukan oleh kemampuan tentara Jepang dalam memproteksi pesan-pesan rahasianya dengan mesin yang mirip Enigma, yang biasa dijuluki dengan Purple.

Kecurigaan AS tentang adanya upaya penyerbuan besar-besaran sebenarnya sudah merebak sejak pertengahan 1939. Persisnya sejak Unit Kombat Intelijen AL AS menyadap untuk kali pertama pesan radio aneh yang dikenal dengan julukan “IN (Japanese Navy)-25″. Pesan dengan 33.000 kata yang dicangkokkan dalam pesan diplomatik itu sangat berbeda dari biasanya. Selalu diawali dengan kata-kata “I have the honor to inform your excellency”. Keunikan pesan ini dipenuhi rangkaian huruf dan angka-angka kode yang tak bermakna.

Serangan ke Midway

Tak bersalang lama, setelah serangan ke Pearl Harbor meletus, militer AS pun terpacu untuk sesegera mungkin untuk bisa membongkar pesan-pesan rahasia itu. Mereka khawatir, jika pesan-pesan rahasia itu tak segera dibongkar, bukan tak mungkin jika Jepang akan melancarkan serangan yang jauh lebih besar ke sasaran-sasaran yang jauh lebih strategic. Salah satu sasaran yang kala itu dicemaskan warga AS adalah Pantai Barat wilayah Amerika.

Ratusan pemuda-pemudi AS pun dikerahkan untuk memecahkan berbagai jenis pesan rahasia yang berhasil disadap oleh Unit Kombat Intelijen AL AS. Mereka bekerja 12 jam sehari, tujuh hart dalam seminggu. Di lain tempat, AL AS juga mengutus 738 personelnya untuk berkonsentrasi memecahkan JN-25. Tim ini memiliki callsign “OP-20-G” dengan operasi yang biasa disebut juga dengan“Magic”.

Pemerintah AS mengakui bahwa memecahkan sandi-sandi rahasia bukanlah pekerjaan mudah. Untuk itu mereka mengimbau kepada berbagai perusahaan teknologi informasi yang ada pada masa itu untuk memberi dukungan. Tak kurang dari IBM turut menyumbang mesin tabulasi khusus yang bisa digunakan untuk mencacahkan kode. Sementara Friedman, menyuplainya dengan jenis mesin unik yang diberi name ECM Mark III. Baden Intelijen Inggris (British Secret Service) kabarnya mesin tersebut juga ikut memberikan supervise.

Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil juga. Menjelang Januari 1942, hampir seluruh kode dalam pesan-pesan rahasia Jepang akhirnya berhasil dipecahkan! Mereka. juga berhasil memecahkan berbagai rangkaian jenis kode lima angka yang ternyata merupakan kode untuk jenis-jenis persenjataan. Kode “97850″, misalnya, adalah untuk menyebut kode untuk jenis kapal selam. Kemajuan lain, Unit Kombat Intelijen AL AS juga berhasil membongkar detail serangan besar ke pangkalan AL AS di Kepulauan Midway pada tanggal 4 Juni 1942.

Keberhasilan AS mencerna pesan-pesan rahasia di seputar rencana serangan jepang ke Midway itu pun dikenang sebagai keberhasilan yang paling dramatis dari unit pemecah sandi di dunia. Berkat keberhasilan tersebut, AS dapat mencium mulai taktik operasi sampai pada jadwal pengerahan kekuatan yang telah dirancang Laksamana Isoroku Yamamoto. Serangan tersebut dimaksudkan untuk melumpuhkan kekuatan AS di Pasifik.

Dalam pesan rahasia tersebut, dijelaskan juga bahwa Jepang akan membuat gerakan untuk menipu dan mengalihkan kekuatan AS ke Kepulauan Aleutian di Alaska. Berkat informasi penting tersebut, supremasi udara AS berhasil mebghabisi empat kapal induk Jepang yang menjadi kekuatan utama armada mereka.

Operasi militer Jepang kala itu pun berbalik jadi bumerang. Oleh karena AL Jepang hanya mempunyai enam kapal induk, kekuatan pasukan militernya yang amat tergantung armada laut serta-merta nyaris lumpuh tak berdaya. Posisi mereka semakin kacau setelah Unit Kombat Intelijen AL AS berhasil menyadap dua rencana serangan besar lainnya, yakni rencana serangan terhadap Guadalcanal dan Tarawa, serta rencana inspeksi Yamamoto ke Bougenville, Kepulauan Solomon.
Untuk yang terakhir, Dai Nippon benar-benar meneguk kerugian besar. setelah detail rencana penerbangan Yamamoto ke Bougenville telah diketahui, militer AS yang pernah dibuat sakit hati akibat pemboman di Pearl Harbor, tak tanggung-tanggung segera menyiapkan upaya penyergapan. Panglima Armada Jepang itu pun gugur pada tanggal 18 April 1943.

Keberhasilan para Unit Kombat Intelijen AL AS dalam pembongkaran pesan-pesan rahasia Jepang diakui memberi efek yang luar biasa. seperti yang ditulis dalam berbagai literatur, kegagalan serbuan ke Midway dan juga gugurnya Yamamoto serta-merta menjadi titik balik bagi kekuatan Jepang di Asia dan Pasifik. sejak itu, kekuatan Jepang mengalami kemunduran yang  teramat drastis.

Inggris Dewa Penyelamat

Sepenggal secuplik persitiwa diatas, dunia pun memperoleh pengalaman, pengetahuan, serta pelajaran yang sangat penting tentang aspek lain yang tak bisa dengan remeh diabaikan dalam proses peperangan. Peristiwa-peristiwa itu tak lagi bicara soal berapa banyak jumlah prajurit yang berperang, seberapa cerdik panglima yang mengatur langkah dan strategi, atau seberapa dahsyat persenjataan yang mampu dikerahkan. Namun, yang dibicarakan adalah, seberapa pintar mereka menerapkan teknik kriptografi dalam penyampaian rahasia-rahasia penting yang berkaitan dengan rencana operasi.

Perang Eropa yang telah berakhir, tidak sedikit jenderal-jenderal Sekutu yang mengakui, bahwa kehadiran Enigma telah membuat Battle of theAtlantic begitu sulit untuk diredakan. Di wilayah Pasifik, Sekutu juga mengakui bahwasannya masalah yang sama kembali dihadapi oleh karena kehadiran unit Purple. Oleh sebab itu tak kurang dari Kepala Staf Angkatan Darat AS (waktu itu) Jenderal George C. Marshall sempat menegaskan, bahwa tugas-tugas dari unit codebreaking menjadi sangat krusial di kedua mandala tersebut.

“Operasi AS di Pasifik benar-benar sangat terbantu oleh begitu banyaknya informasi yangberhasil dipecahkan unit-unit pasukan kombat intelijen. Dalam sekejap kami bisa mengetahui kekuatan dan strategi pasukan Jepang, jalur logistik mereka, dan berbagai hal penting lainnya. Dalam sekejap juga kami bisa mengetahui gerakan armada kapal perang mereka yang dari waktu ke waktu dan berikut dengan jalur konvoinya,” urai Jenderal Marshall.

Keberhasilan tersebut, sambung Jenderal Dwight D. Eisenhower, Panglima dari Pasukan Sekutu, bagaimana pun juga dapat berhasil berkat pertolongan ahli-ahli kriptograf Inggris. Berkat orang-orang seperti Tommy Flowers dan Max Newman, yang sudah sejak lama mendedikasikan diri dalam dunia kriptograflah, sehingga AS bisalebih cepat memecahkan kode-kode itu.

Untuk itu Eisenhower memberi apresiasi yang begitu luar biasa kepada British Secret Service. Mereka juga telah berhasil membuat mesin pemecah kode sebelum para ahli-ahli AS mampu membuatnya.

Pemecah-Sandi-Inggris


Mesin pemecah kode terhebat yang pertama buatan Inggris pada mass Perang Dunia II adalah Colossus. Mesin tersebut bisa dibilang sebagai komputer digital yang terprogram pertama karena kemampuannya untuk dapat memecahkan berbagai hitungan matematik. Mesin ini memiliki 2.000 tombol dengan fisik yang terbentuk dari Baja belum semungil sekarang. Wujudnya masih sebesar lemari.

Colossus telah berhasil memecahkan berbagai pesan rahasia dari Jerman pada tahun 1944 dan sejak itulah berbagai rencana operasi yang dirancang pihak Jerman bisa dipatahkan di tengah jalan. Kala itu lawan tanding dari Colossus bukan lagi Enigma, melainkan Lorenz SZ42 yang sudah jauh lebih canggih dan juga merupakan “pegangan” jenderal-jenderal Jerman. Colossus di tempatkan secara khusus pada masa itu di markas British Secret Service di Bletchley Park.
Mau tau kemampuan Colossus? Antara tahun 1944 sampai 1945, mesin ini telah memecahkan lebih dari 63 juta karakter pada pesan rahasia tingkat tinggi Jerman. Seluruh karakter itu, kalau saja dikumpulkan, maka kira-kira bisa dituangkan menjadi sekitar 5.000 novel.

Kriptogref di masa kini

Menyadari betapa rentannya jalur transmisi radio dan telepon terhadap berbagai praktik penyadapan, selepas Perang Dunia II, beberapa negara pun mulai gencar mengembangkan teknik-teknik kriptograf yang lebih maju dan mutakhir. AS yang kemudian terlibat dalam perang urat syaraf dengan Uni Soviet, misalnya, mengembangkan program khusus yang disebut Venona.

Berkat program Venona itu jugalah, U.S. Army’s Signal Intelligence Service (kini menjadi National Security Agency) berhasil menyadap kurang lebih 2.200 pesan rahasia di jalur komunikasi diplomatik dari Uni Soviet. Tak semua memang dapat dipahami dan dimengerti, namun dengan unit intelijen inilah yang kemudian juga berhasil membekuk mata-mata kelas dunia Kim Philby Berta pasangan Ethel-Julius Rosenberg.

NSA sendiri kemudian memublikasikan beberapa pesan-pesan rahasia itu pada tahun 1995 atau 15 tahun setelah program Venona secara resmi ditutup. Publikasi pesan-pesan rahasia tersebut cukup menghebohkan, karena hampir bersamaan juga dengan runtuhnya Uni Soviet.

Setelah itu era kriptograf yang hanya untuk kepentingan terbatas akhirnya lambat-laun memudar. Pihak militer maupun jalur diplomatik tak lagi bersemangat menggunakannya setelah teknologi internet lambat laun kian menjalar ke hampir seluruh pelosok dunia. Tetapi kriptograf sama sekali tak menghilang. Berikutnya, kriptograf justru kian populer dan digunakan pada fasilitas-fasilitas publik. Penggunaannya dalam kepentingan umum pertama kali diperkenalkan langsung oleh Profesor Martin Hellman dari Universitas Stanford pada 1976.

Anda tertarik menggunakannya? Untuk mengetahuinya hal ini lebih jauh silakan telusuri situs program gratis Pretty Good Privacy (PGP), rancangan dari programer Phil Zimmermann.
Program yang pada mulanya dikuasai oleh Biro Penyelidik Federal AS atau FBI ini, kabarnya, kini tengah menjadi unit program kriptograf standar paling populer di dunia saat ini. Dengan program ini Anda juga bisa berpetualang dengan rekan Anda, layaknya petualangan yang dialami oleh para penyusun sandi dan pemecah kode pada masa Perang Eropa atau Perang Asia Timur Raya.

sekian, semoga dapat mencerahkan.

Post a Comment

0 Comments
* Mohon Jangan Spam Disini. Semua Komentar ditinjau oleh Admin

News

iklan banner